PAMEKASAN, MADURANET – Sekitar 20 pemuda mengatasnamakan Masyarakat Pamekasan Menggugat, unjuk rasa ke Pemkab Pamekasan, mempersoalkan pelayanan Rumah Sakit Slamet Martodirjo (RS Smart), Pamekasan, (Rabu (1/10/2025).
Dalam tuntutannya, mereka minta pihak RS Smart, mengembalikan uang pasien
sebesar Rp 4.400.000 yang sudah dibayarkan kepada pihak RS. Dengan alasan biaya sebesar itu ditanggung jaminan kesehatan Universal Health Coverage (UHC). Karena pasien yang dirawat hingga meninggal dunia, masuk kategori masyarakat miskin.
Saat itu, pendemo yang beraksi di pintu masuk kantor Bupati Pamekasan, ditemui Asisten Administrasi Umum Setda Pamekasan, Ahmad Zaini, Kasatpol PP, Yusuf Wibiseno dan Direktur RS Smart, Raden Budi Santoso.
Setelah orasi dan berdialog cukup lama, Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, menerima koordinator lapangan (Korlap), Imam dan 3 perwakilan mereka. Bupati didampingi Ahmad Zaini, Raden Budi Santoso, di peringgitan dalam Pendopo Ronggosukowati.
Imam, di hadapan bupati menyampaikan, seorang warga Palengaan, diduga infeksi tetanus lantaran tertusuk paku. Tiga hari kemudian, tubuhnya kaku, lalu dibawa ke Puskesmas Palengaan, namun langsung dirujuk ke RS Smart.
Kebetulan di RS Smart, hanya terdapat satu kamar khusus untuk pasien tetanus, yang saat itu sudah terisi, sehingga pasien dirawat di IGD. Dua hari kemudian, pasien itu meninggal dunia.
“Ketika keluarganya hendak membawa pulang jenazahnya, pihak RS menahan, karena belum membayar semua biaya pengobatan dan uang ambulan sebesar Rp 4.400.000. Sehingga keluarganya membayar dengan meminjam kepada tetangganya,” ujar Imam.
Sebenarnya, kata Imam, ketika pasien itu dirawat di UGD, keluarganya mengurus persyaratan agar semua biaya diklaimkan ke UHC. Tapi sampai pasien meninggal, administrasi untuk UHC belum selesai. Dan waktu itu, pihak RS akan memberikan potongan 20 persen, namun keluarga menolak, tetap minta uang Rp 4.400.000 dikembalikan utuh.
Raden Budi Santoso, mengakui saat pasien datang dalam kondisi tubuhnya sudah kaku yang berisiko gagal nafas. Untuk mengurangi kaku tubuhnya, petugas medis memberikan obat grade tinggi.
“Jika masih dirawat, kami memberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan berkas persyaratan,” kata Budi Santoso.
Bupati Kholilurrahman, mengucapkan terima kasih kepada Imam dan kawan-kawan perwakilan yang memiliki niat baik. Namun ia berharap ketika ada pintu terbuka untuk dialog, kenapa harus melalui demo.
“Mungkin teman-teman beranggapan, kalau tidak demo tidak dilayani. Padahal, kami terbuka melalui pintu mana masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan pengaduan kepada Bupati, bisa melalui Camat. Kami tidak melarang demo, karena penyampaian aspirasi. Tapi bila dilakukan dengan dialog seperti ini lebih efektif dan lebih bagus,” ujar Kholilurrahman.
Menurut Bupati, pihaknya menghendaki Pamekasan tetap diminati investor. Ukurannya, diantaranya keamanan dalam berinvestasi. Artinya, daerahnya sejuk dan baik. Karena itu, ke depan mohon batuan kepada mereka, termasuk kepada komunitas lain, jika ingin dialog akan diterima.
Selanjutnya, bupati meminta pihak RS mempertimbangkan untuk mengembalikan uang keluarga pasien. Seketika itu, Budi Santoso mengembalikan uang sebesar yang sudah dikeluarkan oleh keluarga pasien.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post