PAMEKASAN,MADURANET — Rencana sebagian pedagang kaki lima (PKL) untuk kembali membuka aktivitas perdagangan di kawasan Arek Lancor mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Madura, Saiful Hadi, menegaskan bahwa Arek Lancor semestinya dipertahankan sebagai ruang publik yang bersih dan edukatif.
Rektor menilai kondisi Arek Lancor jauh lebih baik setelah tidak ditempati PKL.
“Arek Lancor sudah terlihat lebih bagus semenjak tidak ada PKL di sana. Fungsinya sebagai ruang publik kini lebih terasa,” ujarnya Selasa (29/10/2025).
Ia menjelaskan, Arek Lancor telah berfungsi sebagai ruang rekreasi keluarga, tempat bermain anak-anak, hingga fasilitas olahraga bagi remaja. Oleh karena itu, menurutnya, pemanfaatan ruang terbuka tersebut harus tetap diarahkan pada kegiatan publik yang positif.
“Arek Lancor memang seharusnya menjadi ruang hijau yang bersih dan nyaman untuk anak-anak belajar,” kata Saiful.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi edukasi yang besar. Di lokasi itu terdapat museum yang, menurutnya, dapat dimaksimalkan sebagai sarana peningkatan literasi masyarakat.
“Harusnya yang digagas adalah bagaimana memaksimalkan museum itu dengan menjadikan Arek Lancor tempat yang nyaman dan berlingkungan edukatif,” ucapnya.
Ia juga menyinggung keberadaan rumah ibadah yang menambah nilai religius kawasan tersebut.
“Di sana ada masjid dan gereja. Ini nilai religius yang harus dijaga,” tegasnya.
Saiful menilai, jika kawasan Arek Lancor kembali dibuka untuk PKL, maka dikhawatirkan wajah pusat kota akan kembali seperti sebelumnya.
“Kalau kembali dibuka, kita akan melihat kondisi pusat kota ini seperti sebelumnya,” katanya.
Pandangan serupa disampaikan oleh warga yang ditemui di lokasi. Ibrahim Arrizal (23), warga Palengaan, sekaligus mantan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Pendidikan IsIam (MPI), menuturkan bahwa Arek Lancor bukan sekadar taman kota, tetapi juga kawasan sejarah yang harus dihormati.
“Arek Lancor bukan sekadar ruang hijau. Di sini terkubur para syuhada yang berjuang demi tanah ini,” ujarnya, Selasa (29/10/2025).
Menurut Ibrahim, Tugu Garuda yang menjulang menjadi simbol perjuangan para syuhada, mereka sudah mengorbankan jiwa dan raga. Karena itu ia menolak jika kawasan tersebut kembali dipadati lapak PKL.
“Itu kuburan para syuhada, masak mau diisi orang jual pop ice, makanan, dan mainan,” katanya menegaskan.
Ia mengakui pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil, namun menilai hal tersebut harus dilakukan tanpa mengorbankan nilai historis.
Ia menyarankan agar PKL memanfaatkan lokasi lain yang telah disediakan pemerintah, “PKL bisa jualan di tempat yang sudah disediakan pemerintah,” ungkapnya.
Suasana Arek Lancor waktu pagi, Selasa (29/10/2025) tampak ramai. Sejumlah anak sekolah dasar terlihat bermain di area taman, sementara sekelompok remaja memanfaatkan ruang publik itu untuk berolahraga. Beberapa keluarga juga terlihat duduk menikmati suasana pusat kota.
Kawasan yang pernah menjadi pusat aktivitas PKL itu kini tampil lebih lapang, meski sarat perdebatan mengenai arah pemanfaatannya ke depan.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

























































Komentar post