PAMEKASAN, MADURANET — Suasana sempat memanas di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Senin (27/10/2025), saat puluhan pedagang kaki lima (PKL) menggelar aksi menuntut izin berjualan di kawasan Arek Lancor.
Di tengah sorakan massa dan dorongan emosi yang nyaris tak terkendali, Bupati Pamekasan Kholilurrahman tetap tampil tenang. Ia memilih menghadapi para pedagang dengan sikap sabar dan terbuka untuk berdialog.
“Mari kita bicarakan di pendopo supaya lebih elok, agar semua aspirasi bisa tersampaikan dengan baik,” ujar Kholilurrahman.
Ajakan itu ditolak oleh Korlap aksi, Ahmad Faesol. Dirinya tetap meminta agar dialog tetap dilakukan di depan kantor bupati.
Sekitar pukul 11.00 WIB, sempat terjadi senggolan kecil antara aparat dan massa, memicu ketegangan di lapangan. Namun Bupati yang berada di tengah situasi itu tetap menenangkan massa, bahkan meminta agar pembahasan tidak diwarnai amarah.
“Jangan sampai ada yang jadi korban kekerasan, apalagi sampai terluka. Mari bicarakan dengan kepala dingin,” ungkap Kholilurrahman.
Dalam dialog singkat, Bupati menegaskan bahwa Arek Lancor tetap menjadi zona terlarang bagi PKL, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Forkopimda dan organisasi perangkat daerah (OPD). Namun ia tetap membuka ruang kompromi dengan menawarkan uji coba berdagang di depan kantor Pemkab selama dua hari setiap pekan.
“Kami pahami kebutuhan ekonomi PKL, tapi kami juga harus menata kota. Untuk itu, kami tawarkan berjualan di depan Pemkab dua hari. Kalau berjalan baik, bisa dilanjutkan,” jelasnya.
Bupati juga mengingatkan agar para pedagang tetap tertib dan tidak melanggar aturan. Ia menegaskan, apabila ada yang tetap nekat berjualan di Arek Lancor, pemerintah akan menindak sesuai regulasi yang berlaku, namun dengan mengedepankan pendekatan humanis.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemkab Pamekasan telah menyiapkan rencana revitalisasi Food Colony di awal tahun 2026. Perbaikan fasilitas, sistem parkir, dan pembangunan air mancur di tengah area kuliner menjadi bagian dari rencana agar lokasi itu lebih menarik bagi pengunjung.
“Kami ingin food colony menjadi tempat yang hidup, ramai, dan layak bagi para pedagang. Itu sebabnya akan kami tata ulang mulai awal tahun 2026,” ujar Kholilurrahman.
Sempat terjadi ketidak sepahaman antara korlap aksi dan massa. Penyampaian yang dianggap tidak sesuai kontek oleh massa menimbulkan ketegangan antar massa aksi. Di antaranya, Korlap meminta semua toko yang ada di sekitar Arek Lancor ditutup. Seperti Pizza Hut, apotek, toko kelontong, warung, toko hand phone, Mie Gacoan dan lainnya.
Permintaan yang di luar konteks itu, membuat PKL bersitengang dengan korlap aksi. Bahkan seluruh PKL memilih meninggalkan korlap aksi sendirian.
“Kami hanya minta bisa berjualan di Arek Lancor, bukan menutup usaha orang lain yang sudah ada. Itu bukan tuntutan kami, itu kemauan sepihak korlap aksi,” kata salah satu PKL.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

























































Komentar post