PAMEKASAN, MADURANET – Persentase penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan menurun lebih cepat dari prediksi Badan Pusat Statistik (BPS). Pada bulan Maret 2025, persentasenya sebesar 12,77 persen. Sedangkan pada bulan Maret 2024, persentase penduduk miskin sebesar 13,41.
Angka tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan penduduk miskin di Pamekasan dalam kurun waktu setahun sebesar 0,64 persen, atau berkurang 4,94 ribu orang. Tahun 2024 jumlah penduduk miskin 123,46 ribu, sedangkan tahun 2025 jumlah penduduk miskin sebanyak 118,52 orang.
Bupati Pamekasan, Kholilurrahman menjelaskan, penurunan angka kemiskinan ini meleset dari prediksi BPS yang baru akan terjadi pada tahun 2027 mendatang. Namun, di tahun 2025 ini sudah terjadi penurunan meskipun tidak sampai satu digit.
“Penurunan angka kemiskinan ini, menunjukkan bahwa apa yang sudah kita lakukan mulai membuahkan hasil. Ini patut kita syukuri,” ujar Kholilurrahman, Jumat (17/10/2025).
Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, yang sangat signifikan dalam mendorong penurunan angka kemiskinan berupa peran aktif pengusaha di Pamekasan. Terutama pengusaha tembakau dan pengusaha rokok. Mereka telah berusaha keras untuk membeli harga tembakau sesuai harapan petani.
“Harga tembakau selama beberapa tahun belakangan ini relatif stabil. Ini juga dampak yang positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, untuk terus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, iklim investasi di Pamekasan perlu ditingkatkan. Kemudahan perizinan, keamanan berinvestasi, akan menambah kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.
“Saya minta masyarakat untuk menjaga kondusifitas agar iklim investasi di Pamekasan nyaman. Tidak perlu demonstrasi jika masih bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah,” ungkapnya.
Achmad Riyadi, warga Dusun Tacempa, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan menuturkan, penurunan angka kemiskinan karena didorong banyaknya industri rokok di Kabupaten Pamekasan. Oleh sebab itu, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada industri rokok di Pamekasan.
“Industri rokok di Pamekasan cukup banyak memberikan kontribusi ekonomi kepada masyarakat. Maka, dibutuhkan aturan khusus tentang rokok Madura yang lebih merakyat,” ujar Riyadi.
Yang diinginkan para pengusaha rokok di Pamekasan, yakni cukai rokok murah karena industri rokok di Madura masih skala kecil.
“Jangan disamakan industri rokok besar dengan industri rokok kecil di Madura. Perlu kebijakan khusus untuk rokok Madura,” ungkapnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.























































Komentar post