PAMEKASAN, MADURANET – Kerusakan ekosistem mangrove terjadi di bantaran sungai yang menghubungkan air laut menuju kawasan tambak garam di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. Warga menyebut, kerusakan ini akibat pengerukan sungai menggunakan alat berat.
Sejumlah warga yang ditemui di lokasi mengatakan, kerusakan mulai tampak sejak alat berat masuk beberapa waktu terakhir. Pohon-pohon mangrove yang tumbuh di sepanjang bantaran sungai, rusak parah. Banyak yang tercabut sampai ke akar, bahkan sebagian batangnya patah.
“Mangrove di sini sudah banyak yang rusak. Ada yang tercabut, ada yang patah. Gara-gara alat berat masuk untuk pengerukan sungai ini,” kata Jhoni Pranata, ujar salah seorang warga Desa Lembung, Ahad (6/7/2025).
Jhoni menambahkan, kerusakan itu bukan sekadar mangrove namun juga mengancam terhadap hilangnya biota laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga.
“Biasanya di sini banyak kepiting sama ikan-ikan kecil. Kami biasa cari buat makan atau dijual. Tapi sekarang tempatnya sudah rusak semua,” tambahnya.
Mangrove di kawasan itu, ujar warga, selama ini dikenal sebagai benteng alami tambak garam dari abrasi dan gelombang air laut. Sekaligus tempat mencari ikan dan kepiting bagi warga sekitar.
Warga tersebut juga menegaskan, fungsi mangrove lebih dari sekadar pohon di pinggir sungai. Mangrove membantu menahan sedimentasi dan abrasi untuk mencegah pendangkalan sungai.
“Kalau mangrove rusak, sungai bisa makin cepat dangkal. Lumpur gampang hanyut, air makin keruh. Mangrove ini yang menahan lumpur di sini,” ujar warga.
Meski mengakui pengerukan sungai memang perlu, warga berharap ada cara yang lebih ramah lingkungan.
“Sungai ini memang butuh pengerukan. Tapi jangan sampai merusak mangrove. Harusnya ada langkah yang lebih bijak, seperti melakukan penanaman kembali” tandas warga.
Saat dikonfirmasi soal kerusakan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan, Fatah, mengaku tak bisa memberikan komentar. Ia menyarankan wartawan MaduraNet untuk menghubungi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan.
“Kalo hal itu bukan wilayah kami, silahkan konfirmasi ke DLH saja,” tegasnya Jhoni.
Sementara itu, Kepala DLH Pamekasan, Supriyanto, mengaku belum mengetahui adanya aktivitas pengerukan menggunakan alat berat di sungai tersebut. Mereka berjanji akan turun langsung ke lokasi.
“Kami belum tahu soal aktivitas itu. Besok kami cek ke lokasi,” terangnya saat dikonfirmasi.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.




















































Komentar post