PAMEKASAN, MADURANET – Rapat kordinasi perdana digelar oleh Bupati Pamekasan KH. Kholilurrahan dan Wakil Bupati Pamekasan H. Sukriyanto di ruang Bina Praja kantor Bupati Pamekasan, Selasa (6/5/2025). Rapat ini diikuti seluruh pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Pamekasan. Rapat berlangsung selama 6 jam.
Dalam sambutannya, Kiai Kholilurrahman mengajak seluruh OPD agar bekerja keras untuk pembangunan Pamekasan ke depan. Sebab, kondisi keungan saat ini sedang dalam defisit mendekati 200 miliar. Akibatnya, Pemkab Pamekasan banyak menanggung hutang kepada beberapa pihak, seperti BPJS kesehatan, rekanan yang sudah sesai mengerjakan proyek, insentif perangkat desa, hutang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Pemerintahan saat ini menerima warisan keuangan yang sakit. Banyak tanggungan yang belum dibayar. Sehingga kondisi ini perlu dibenahi dan tidak boleh terlambat. Jika terlambat masalahnya akan semakin rumit dan menyulitkan,” ujar Kiai Kholil.
Sakitnya APBD Pamekasan saat ini tidak lepas dari kondisi sebelumnya, dimana ada badai covid-19. Pandemi menyebabkan sektor pendapatan daerah menurun drastis. Bahkan target pertumbuhan ekonomi 5 persen, justru minus 2,5 persen. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari dana transfer pusat ke daerah juga mengalami pengurangan cukup siginifikan.
“Keuangan sebelumnya sudah sakit, namun belanja daerah tidak menyesuaikan. Justru pemberosan belanja terus terjadi sejak tahun 2021 hingga 2024, sementara uangnya tidak ada sehingga banyak kegiatan gagal baar,” imbuhnya.
Untuk memulihakn keuangan daerah, mantan anggota DPRD Jawa Timur dan DPR RI ini mengajak agar semua pejabat melakukan efisiensi keuangan. Selain itu, intensifikasi pendapatan dan ekstensifikasi pendapatn perlu dimaskimalkan. Sebab banyak obyek-obyek pendapatan yang tidak maksimal untuk dikelola.
“Kebocoran pendapatan yang terjadi akan kami benahi. Misalnya pendapatan yang bersumber dari pajak dan retribusi harus dimaksimalkan,” ungkapnya.
Kiai Kholil juga menyoroti keberadaan gedung sentra batik di Desa Klampar yang terbengkalai. Padahal jika gedung itu dikelola dengan baik, maka akan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu, revitalisasi gedung sentra batik menjadi rencana yang serius bupati Pamekasan.
“Bisnis yang dikelola Pemkab juga sedang sakit. Seperti ain minum dalam kemasan Adeni yang dulu berjalan baik, sekarang sudah mati. Ini perlu kita hidupkan kembali,” tandasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post