PAMEKASAN, MADURANET – Slamet (54) warga Jalan Masjid Bagandan, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, hidup sebatang kara setelah ditinggal mati oleh istrinya. Dalam keadaan sebatang kara itu, ia mengalami stroke.
Sehari-hari, ia hidup mengandalkan keprihatinan tetangganya. Mulai dari makan, minum, buang air besar dan aktivitas lainnya.
Mirisnya lagi, Slamet hidup di sebuah rumah yang acak-acakan. Tak ada ranjang tidur, tak ada, peralatan rumah tangga. Bahkan sebagian atap rumahnya sudah berserakan.
Kondisi ini mengundang keprihatinan Bupati Pamekasan, KH. Kholilurrahman. Kia Kholil datang ke rumah Slamet bersama dengan Sekretaris Daerah, Direktur RSUD, Kepala Dinkes Pamekasan, Kepala Dinsos, Camat Pamekasan, dan beberapa pejabat lainnya.

Bupati Pamekasan mengatakan, Slamet akan segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena kondisinya stroke. Meskipun tak akan mengembalikan kondisinya yang stroke, setidaknya kondisi kesehatannya diketahui.
“Untuk kebutuhan lainnya seperti tempat tidur, MCK, makan dan minumnya, akan dibantu Dinsos. Rehab rumahnya, akan kami usahakan melalui program RTLH,” ujar Kholilurrahman, Rabu (30/4/2024).
Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, program makan dan minum dari Dinsos untuk Slamet masih akan diusahakan. Sebab program yang ada saat ini, berupa makan gratis untuk Lansia.
“Kalau program makan untuk Lansia tidak bisa, kami harapkan tetangga yang ada bisa saling membantu,” imbuhnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Matsaratul Huda Panempan ini mengungkapkan, jika ada warga yang memiliki nasib yang sama dengan Slamet, diharapkan bisa menyampaikan kepada pejabat terdekat, seperti Kades dan Camat.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post