Oleh: Alfian
Pengamat Politik di Pamekasan
Pilkada Kabupaten Pamekasan 2024, tampaknya tidak akan lagi melibatkan eks Bupati Pamekasan, Ra Baddrut Tamam atau dikenal dengan RBT. Pemilik julukan Si “Hebat” ini rupanya belum ada partai politik yang melirik sebagai calon bupati di bumi Gerbangsalam ini.
Di Pilkada 2018, Politisi kelahiran 2 Desember 1976 yang berpasangan dengan armarhum Raja’i ini, menjadi fenomenal karena bisa mengalahkan incumbent, KH Kholilurrahman – Fathorrahman (Kholifah), dengan perolehan suara 257.738 suara. Sedangkan pasangan Kholifah mendapatkan 228.596 suara. Berbaur unggul 29.142 suara berdasarkan hasil rekapitulasi KPU tingkat Kabupaten.
Pasangan Berbaur menang di Kecamatan Pamekasan, Tlanakan, Proppo, Pasean, Batumarmar, Pakong, Kadur, Pademawu, Galis dan Kecamatan Larangan. Sedangkan di Kecamatan Palengaan, Berbaur kalah 3.679 suara, di Kecamatan Waru kalah 3.748 suara dan di Kecamatan Pegantenan kalah 1.614 suara.
Pada saat kampanye politik, banyak janji atau terobosan-terobosan yang kan dilakukan demi mengangkat nama Pamekasan lebih baik dari sebelumnya. Hanya mengingatkan ada sekita 17 janji manis berbaur pada saat itu; yakni: 1) Membangun Desa mandiri; 2) Membangun infrastruktur jalan dan jembatan antar desa antar Kecamatan; 3) Menciptakan 10.000 wirausaha baru berbasis potensi desa; 4) Optimalisas TTG pupuk organik dan menyediakan dana talangan petani dan nelayan; 5) Pengadaan satu truk tangki satu desa rawan kekeringan; 6) Pengembangan PAM Desa; 7) Sebanyak 5.000 beasiswa santri, pelajar dan mahasiswa miskin berprestasi; 8) Mendorong kesejahteraan Guru; 9) Bantuan kualitas pendidik di ponpes; madrasah dan sekolah swasta;
10. Bantuan sosial masyarakat miskin, modin, guru ngaji, penjaga makam dan penggali kuburan; 11) Pengembangan tehnologi informasi untuk etos kerja; 12) Penerapan lelang jabatan Camat & Kepala OPD; 13) Pengembangan pelayanan Disdukcapil; 14) Satu sarjana optimal pemanfaatan DD; 15) Pengembangan pelayanan satu loket dan e-publik servis; 16) Pengembangan Puskesmas terakreditasi tiap Kecamatan; 17) Pengembangan pelayanan kesehatan berjalan.
Dengan janji yang demikian banyak itu, banyak masyarakat terbuai dengan omongan atau janji manis RBT pada saat itu. Tentu saja dengan janji manis itulah, pasangan Berbaur menjadi pemenang.
Dengan terpilihnya Ra Badrud, masyarakat Pamekasan banyak berharap agar bisa membawa Kabupaten yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ‘langganan’ juara kabupaten termiskin di Jawa Timur, menjadi lebih baik.
Awal kepemimpinannya banyak gebrakan dilakukan Lora. Di antaranya Mobil Sigap, mall pelayanan publik, branding mobil dinas batik, dan yang paling fenomenal adalah program E-Lorong.
Seiring berjalannya waktu, program Ra Baddrut banyak kalangan menilai hanya lips service saja. Maklum program-program tersebut tidak berjalan semestinya, bahkan kontroversial.
Di antaranya program mobil Sigap yang saat ini diduga bermasalah secara hukum. Bahkan Kejari Pamekasan pada saat itu menyampaikan bahwa program tersebut merugikan keuangan negara hingga milyaran rupiah meski pada akhirnya menguap begitu saja.
Hanya mengingat kembali, Pengadaan mobil Sigap untuk melayani kesehatan warga di Pamekasan ini, menelan anggaran sebesar Rp 36 miliar dari APBD Kabupaten Pamekasan tahun 2019. Mobil tersebut diberikan kepada 178 desa di seluruh Pamekasan. Dari anggaran tersebut, ada tiga item pembelanjaan. Pertama pengadaan 178 unit mobil Rp 32 miliar. Kedua belanja karoseri dan branding mobil Rp 1,6 miliar dan pembelanjaan ketiga berupa 178 tandu pasien Rp 1,2 miliar.
Dari tiga item belanja pengadaan tersebut, baru satu perkara yang diselidiki yakni belanja pengadaan karoseri dan branding mobil bertambah Bupati dan wakil bupati Pamekasan. Menurut Ginung, Kasi Pidsus Kejari Pamekasan, Kejari hanya ingin fokus pada satu perkara dulu sebelum menangani dua perkara lainnya.
Banyak pihak yang sudah diperiksa dalam perkara ini ada 25 kepala desa, pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Pemkab Pamekasan, serta pihak pemenang proyek. Setelah dilaksankan penyelidikan dan penyitaan barang bukti, Kejari Pamekasan menaikkan status perkara ini dari penyelidikan ke penyidikan pada September tahun 2020. Namun meskipun sudah naik penyidikan sampai saat ini belum ada yang dijadikan tersangka. Aneh kan?
Lebih aneh lagi, Bupati Kiai Baddrut Tamam meminta Kajari Pamekasan untuk kasus tersebut agar dihentikan karena adanya audit internal melalui inspektorat Kabupaten Pamekasan
Kasi Pidsus Kejari Pamekasan Ginung Pratidina, saat dikonfirmasi melalui telpon seluler menjelaskan, penyidikan perkara pengadaan mobil Sigap sampai saat ini tidak dihentikan. Namun, karena ada permintaan dari Bupati agar perkaranya dialihkan ke Inspektorat Pemkab Pamekasan, sementara waktu penyidikan masih menunggu hasil dari audit dari Inspektorat. Informasi yang diterima oleh Ginung, audit internal sudah dilakukan, (Sumber Kompas.com 12/10/2021).
Lain lagi tentang program E-lorong. Program ini adalah program digital Pemkab Pamekasan tentang rusaknya jalan di kabupaten Pamekasan. Sederhananya, program ini bisa memudahkan warga Pamekasan untuk melaporkan jika ada lorong arau jalan yang rusak bisa melaporkan melalui aplikasi ini. Namun hasilnya jauh panggang daripada api. Bahkan program ini jadi blunder. Dengan adanya program ini, juga banyak jalan di Pamekasan rusak parah, tidak diperbaiki. Bahkan aplikasinya tidak bisa diakses karena tidak masuk ke APP Store.
Padahal, atas inovasi tersebut, Pemkab Pamekasan, berhasil meraih penghargaan digital Innovation Award 2022 untuk kategori Digital Innovation for Public Service.
Penghargaan yang diberikan oleh MNC Grup tersebut diterima Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pamekasan, Arief Rachmansyah, mewakili Bupati Baddrut Tamam di Jakarta Concert Hall, Inews Tower, Kebun Sirih Jakarta Pusat.
Hasil E-lorong apa? Tentu saja hanya piala dan penghargaan.
Banyaknya ‘inovasi’ yang dilakukan oleh Bupati Lora itu menghasilkan banyak piala dan penghargaan. Saking banyaknya, piala dan penghargaan yang diterima oleh Pemkab Pamekasan, Lora mendapatkan julukan ‘Bupati Piala’ oleh warga Pamekasan.
Penghargaan dan piala mungkin tidak begitu berharga bagi warga Pamekasan, karena penghargaan dan piala tidak selaras dengan hasilnya. Bahkan kebalikannya. Namun, sangat berharga bagi Lora Badrut. Dia terus menerus membuat ‘terobosan’ yang sekiranya bisa mendapatkan piala atau penghargaan.
Inilah deretan penghargaaan yang didapat Ra Badrut saat menjabat di tahun 2021 saja: 1) Bupati Penggerak Inisiatif, Inovatif dan Kolaborasi dari beritajatim.com pada bulan februari 2021; 2) Penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan predikat B tahun 2020 dari Kemenpan RB pada bulan april 2021; 3) Penghargaan Akuntabilitas Kinerja dengan predikat BB tahun 2020 dari Kemenpan RB pada april 2021; 4) Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk LKPD 2020 sebanyak 7 kali berturut dari BPK RI pada Mei 2021; 5) Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Pratama tahun 2021 – 2 kali berturut dari Kemen PPPA pada Juli 2021; 6) Anugerah Prahita EkaPraya Kategori Madya dari Kemen PPPA pada september 2021.
7. Penghargaan Kontribusi Pengembangan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Pascasarjana Unair pada 20 Desember 2021; 8) Penghargaan untuk kategori daerah dengan Komulatif Terkonfirmasi Terendah peringkat ke-1. Oleh Tribunnews Network pada 11 November 2021; 9) Penghargaan pertama kepada Bupati Pamekasan atas komitmen dan kerja keras dalam mendorong percepatan pembangunan desa dengan status : berkembang, maju dan Mandiri pada 29 desember 2021 oleh Menteri PDT RI; 10) Ranking 53 dari 233 kabupaten se Indonesia sebagai kabupaten inovatif dalam ajang innovative goverment award (IGA) dari Kemendagri.
Lalu, penghargaan tersebut apakah dirasakan oleh masyarakat? Tentu saja tidak! Simpelnya, Pada Pileg kemarin. Dengan pede-nya dia mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari PKB. Namun, Lora gagal melenggang ke Senayan.
Meski mempunyai penghargaan dan piala lebih dari 2 lemari, Ra Baddrut hanya meraih 67.372 suara. Bahkan di kecamatan Palengaan, Ra Badrut mendapatkan suara nol alias kosong.
Setelah kontestasi Pileg 2024 kemarin, Ra Badrud lalu menghilang. Entah kemana atau bisa jadi untuk mengatur strategi, karena dia merupakan politisi tulen, muda, berbakat. Tentu saja politisi yang tak pernah kalah dalam perebutan kursi apapun, kecuali pemilihan legislatif tahun 2024 ini.
Saat ini, hingar-bingar politik Pamekasan tidak ada nama Ra Baddrut lagi, yang ada hanyalah KH Kholilurrahman, RB Fattah Jasin, Rudi Susanto, Firmansyah Ali, Ali Wafa Subki, Muhammad Sahur, dan beberapa nama lagi yang saya tidak kenal atau beliau tidak kenal saya.
Padahal, saya menunggu agar Ra Baddrut mencalonkan kembali agar masyarakat bisa memilihnya kembali. Toh masyarakat Pamekasan, biasanya akan memilih orang yang sering berjanji ketimbang yang telah memberikan bukti.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post