PAMEKASAN, MADURANET – Memasuki tahun politik, Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) mengeluarkan tausiyah untuk masyarakat Madura. Tausiyah dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Bassra, KH. Syafik Rofii dalam acara silaturahmi dan halalbihalal bertema “Berkhidmat Bersama dari Madura untuk Indonesia”, Sabtu (27/5/2023).
Empat tausiyah itu yakni; pertama: saat ini memasuki tahun politik berupa pemilihan umum presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD tahun 2024, demi terciptanya pemilu yang sukses dan lancar demi menghasilkan pemimpin yang amanah, jujur, dan fatonah, sesuai dengan syariat dan UUD 1945, semua elemen masyarakat Madura untuk menjaga kondusifitas pelaksanaan Pemilu 2024 dengan saling menghormati perbedaan pandangan dan dukungan. Bassra secara kelembagaan tidak berpihak kepada salah satu kandidat.
Kedua: Madura memiliki banyak sumber daya alam (SDA) seperti tembakau, garam, migas, dan sumber daya manusia (SDM). Maka dipandang perlu bagi semua putra-putri Madura untuk saling bahu membahu dan bersama-sama untuk masa depan Madura.
Ketiga: potensi SDA Madura dapat dikelola secara maksimal dengan cara pemerintah daerah dan pengusaha lokal saling bersinergi dan mendukung terciptanya pembangunan Madura dan bermanfaat bagi masyarakat Madura dengan memperhatikan kearifan lokal yang ada di masyarakat.
Keempat: terkait polemik RUU Kesehatan yang menyamakan tembakau dan turunannya sebagai zat adiktif sehingga ini meresahkan masyarakat Madura, terutama petani tembakau dan buruh pabrik, maka Bassra meminta dan menekan pemerintah untuk meninjau ulang RUU Kesehatan khususnya pasal 154 dan 156 karena berpotensi merugikan banyak pihak, khususnya petani tembakau.
“Sangat membahayakan jika rokok disamakan dengan narkoba. RUU Kesehatan ini perlu ditinjau ulang,” ungkap Kiai Syafik.
Merespon tausiyah tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendukung sepenuhnya Bassra. Menurutnya, Pemprov Jatim memliki tanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau Madura.
“Saat ini Perda tentang perlindungan tembakau Madura sedang digodok. Kami punya tanggungjawab bagaimana 2 juta jiwa yang menggantungkan hidupnya kepada tembakau, bisa sejahtera,” kata Emil.
Kata Emil, industri terbesar kedua di Jawa Timur selain makanan dan minuman adalah industri tembakau. Bahan baku tembakau terbaik, salah satunya ada di Madura. Oleh sebab itu, dana bagi hasil cukai tembakau (DBHC) bisa dimana untuk meningkatkan produksi dan kualitas tembakau Madura.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post