PAMEKASAN, MADURANET – Program Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur di tahun 2022 menuai sorotan. Pasalnya, banyak program yang tidak tercapai. Bahkan capaiannya di bawah 50 persen.
Program yang capaiannya di bawah 50 persen berada pada program unggulan Bupati Pamekasan di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, penanggulangan pengangguran, reformasi birokrasi, inovasi daerah, pelayanan publik dan penanganan bencana.
Berdasarkan hasil rekomendasi DPRD Pamekasan terhadap perbaikan penyelenggaraan pemerintahan melalui laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Pamekasan atas penggunaan APBD tahun 2022, disimpulkan bahwa program Bupati Pamekasan “gagal”.
Ada 15 indikator kinerja yang realisasinya tidak mencapai target, yakni indeks pendidikan, indeks kesehatan, persentase pertumbuhan produk domestik regional bruto (PRDB) sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, persentasu pertumbuhan PDRB sektor perdagangan, persentase pertumbuhan PDRB sektor industri pengolahan, tingkat kesempatan kerja (TKK).
Ada juga indikator persentase penurunan Pemerlu Pelayanan Kesehatan Sosial (PPKS), nilai SAKIP, indeks profesionalitas ASN, indeks inovasi daerah, indeks SPBE, indeks pelayanan publik, indeks resiko bencana, nilai pemajuan kebudayaan dan indeks pemberdayaan gender (IDG).
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Pamekasan dari Partai Bulan Bintang (PBB) Qomarul Wahyudi mengatakan, banyak pekerjaan yang tidak dikerjakan dengan serius oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Setiap tahun rekomendasi LKPJ sudah disampaikan kepada Baddrut Tamam. Namuna rekomendasi itu tidak pernah dikerjakan.
“Bupati Pamekasan tidak pernah serius menjalan rekomendasi DPRD. Bupati hanya fokus pada kemauannya sendiri dengan membuat program yang kontroversial. Padahal program tersebut tidak berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Qomarul Wahyudi, Senin (22/5/2023).
Wakil rakyat paling muda ini menambahkan, Bupati Baddrut Tamam hanya pandai membangun citra dirinya di media massa. Padahal program yang disampaikan dalam citra tersebut tidak sesuai di lapangan.
“Bupati itu selalu berbicara inovasi daerah di media massa nasional dengan cara beriklan diri. Faktanya, indeks inovasi daerah rendah sekali. Dia hanya pandai membangun citra saja,” imbuhnya.
Menurut pria yang akrab disapa Wahyu ini, Baddrut Tamam dan Fattah Jasin dalam memimpin Pamekasan selama ini tidak baik-baik saja. Namun masih memaksakan dirinya menjadi baik dengan cara beriklan di televisi nasional.
“Akhir kepemimpinan Baddrut Tamam dan Fattah Jasin ini mengecewakan. Tidak layak disebut sebagai pemimpin hebat,” tandasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post