PAMEKASAN, MADURANET – Anggota DPR-MPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, MH Said Abdullah kembali menggelar sosialisasi 4 pilat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKTI), Ahad (2/4/2023). Kegiatan ini dikemas dengan ngabubirit Ramadhan di aula salah satu cafe di Jl. Brawijaya, Kelurahan Jungcangcang, Pamekasan.
Sebelum sosialisasi digelar, pria yang akrab disapa Boeya Said itu, membagikan sembako kepada masyarakat.
Narasumber dalam kegiatan ini, Badri Khumaini menyatakan, 4 pilar kebangsaan sangat penting untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya generasi milenial untuk menjaga keutuhan diketahui generasi milenial. Menurutnya, ini penting untuk menjaga keutuhan NKRI.
“4 pilar kebangsaan ini merupakan tugas setiap anggota legislatif dan harus terus disuarakan kepada masyarakat,” terangnya Badri.
Pria yang juga Sekretaris GP Ansor Pamekasan ini menambahkan, untuk terus memperkuat pondasi bangsa yang majemuk ini, maka 4 pilar terus disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Setidaknya konflik sosial bisa diminimalisir ketika 4 pilar ini terus disosialisasikan kepada masyarakat. Mereka akan tahu bahwa kebhinekaan ini bukan untuk memecah belah, tetapi untuk memperkuat,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Bastrux ini menyinggung hiruk pikuk terkait konstelasi politik nasional dimana saat ini sudah memasuki tahun politik. Dia mengajak agar melawan politik identitas yang dilakukan siapapun.
“Ada kondisi politik dimana isu terkait politik identitas tidak boleh terjadi, ini harus dilawan. Karena pola-pola seperti itu hanya mengancam konflik horizontal,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum Kerukunan Wanita Umat Beragama (FKWUB) Pamekasan, Maghfiroh turut jadi narasumber mengungkapkan, kelompok perempuan tidak bisa dikesampingkan dalam merawat kebangsaan. Perempuan Indonesia memiliki sejarah panjang bagaimana mereka berjuang, mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa. Awal kemerdekaan perempuan juga yang ada angkat senjata melawan penjajah. Maka saat ini, penjajahan yang mengarah kepada disintegrasi bangsa perlu dilawan.
“Perempuan jangan diam. Jika ada yang ingin merusak keutuhan bangsa ini harus dilawan. Dengan cara apa untuk melawannya? Yakni melalui pendidikan keluarga, kemudian kepada lingkungan sekitar dan lingkungan masyarakat yang lebih luas lagi,” terangnya.
Perempuan yang juga aktivis PC Fatayat NU Pamekasan ini mengungkapkan, memasuki tahun politik maka masyarakat harus mengantisipasi politik identitas yang mulai disebarkan oleh kelompok yang menginginkan kondisi masyarakat gaduh.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post