PAMEKASAN,MADURANET – MH. Said Abdullah, anggota MPR RI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan bekerjasama dengan Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) PC GP Ansor Pamekasa, menggelar diskusi tentang Sosialisasi Empat Pilar dan Dialog Kebangsaan di Desa Lancar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Kamis (9/3/2023).
Kepala BAANAR PC GP Ansor Pamekasan, Nadi Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan bentuk kerjasama ini sangat penting dan strategis mengingat concern BAANAR dalam menanamkan Jiwa Pancasila dan Nilai Kebangsaan kepada orang tua dan anak muda. Terutama dalam memerangi penyalahgunaan Narkoba yang berdasar pada nilai-nilai 4 pilar kebangsaan.
“Kami menerima kerjasama ini karena topiknya penting dan strategis. Selain itu juga concern kami untuk selalu menjadi bagian dalam merawat dan memperkuat Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan. Ketika nilai-nilai 4 pilar kebangsaan sudah tertanam, maka penyalahgunaan narkoba akan dengan sendiri tergerus bahkan tidak ada,” kata Nadi Mulyadi.
Pria yang akrab disapa Nadi ini menambahkan, dalam konteks masyarakat yang plural, Indonesia senantiasa memerlukan nilai-nilai pengikat dan perekat yang kokoh. Pengikat tersebut telah disepakati berupa 4 konsensus dasar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Konsensus ini merupakan bagian dari sejarah Bangsa Indonesia yang begitu panjang. Sejarah telah mencatat bahwa konsensus tersebut telah berhasil menjadi penguat dan solusi bagi berbagai persoalan kebangsaan yang dihadapi Indonesia. Karenanya, penting untuk terus memelihara dan memperkuat Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan berbangsa saat ini dan ke depan,” tuturnya.
Pembicara Taufiqur Rahman Khafi menekankan bahwa kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan prinsip yang wajib dikelola menjadi faktor penguat tata nilai dan tata kehidupan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk itu, lanjut Taufiq, keberadaan mahasiswa, lembaga negara, institusi pendidikan, civil society, dan institusi sosial strategis lainnya menjadi bagian aktor strategis yang harus menjadi bagian yang terus merawat basis struktural kebhinekaan Indonesia dan nilai-nilai kebangsaam. Sehingga menghasilkan dualitas agen dan struktur strategis, yakni kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pembicara lainnya, Esa Arif mengungkapkan bahwa perkembangan kaum muda bisa menjadi bom waktu bila mana kualitasnya rendah dari parameter.
“Tahun ini merupakan tanggung jawab generasi kita untuk menyiapkan segala bentuk upaya dalam menerapkan jiwa Pancasila,” paparnya.
Menurutnya, ilmuan sangat perlu menyusun konsep yang mendasar untuk tetap mempertahankan nilai Pancasila sebagai landasan ilmu pengetahuan. Sehingga, di Indonesia yang secara akulturatif akan siap menerima pengaruh nilai iptek yang modern tanpa meninggalkan nilai Pancasila agar nilai Pancasila tetap menjadi corak kehidupan.
Narasumber ketiga, KH. Ghazi Almujtaba memaparkan, manifestasi jiwa Pancasilais dengan melakukan hal-hal yang positif untuk bangsa dan negara. Tidak cukup seseorang mengaku berpancasila, sementara tindakannya tidak berguna untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sosialisasi 4 pilar kebangsaan, dibuka dengan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan menyanyikan mars subbanul wathan, pembacaan teks Pancasila yang dilanjutkan dengan dialog kebangsaan. Sejumlah tokoh masyarakat hadir dalam kegiatan ini yakni KH. Moh. Hafiduddin, K. Moh. Amiruddin, K. Baddrut Tamam dan K. Fahrus Rozi.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post