PAMEKASAN, MADURANET – Kesulitan pupuk subsidi jenis Urea masih terjadi di Kabupaten Pamekasan. Sejumlah petani masih kebingungan mendapatkan pupuk. Sementara tanaman padi mereka sudah melewati batas waktu pemupukan.
Salah satu petani asal Desa Samatan, Kecamatan Proppo, Ahmad Fakih mengatakan, sejak pertama padinya ditanam sampai saat ini masih belum dilakukan pemupukan. Pasalnya, untuk mendapatkan pupuk sangat sulit.
“Sulit sekali membeli pupuk. Kami sangat membutuhkan karena sudah melewati waktu pemupukan,” kata Ahamd Fakih, Kamis (19/1/2023).
Fakih sudah berusaha menghubungi kelompok tani dan kios pupuk di desanya. Namun semuanya kosong. Pihaknya hanya dijanjikan terus bahwa akan diberi informasi kalau stok pupuk sudah ada.
“Kami petani mau membeli bukan mau utang, tapi masih sulit. Kami heran, pupuk subsidi itu berapa jatahnya dan dijual ke siapa saja,” imbuhnya.
Karena terlambat pemupukan, tanaman padi Fakih dan petani lainnya menguning. Hal itu karena tidak tersentuh pupuk sama sekali. Satu-satunya pemupukan hanya di awal masa tanam padi menggunakan pupuk kandang.
Petani lainnya asal Desa Poto’an Daja, Kecamatan Palengaan, Ridwan Taubat. Padi milik Ridwan menjadi warna-warni. Ada yang hijau dan ada yang kuning. Faktornya karena kurangnya pemupukan.
“Biasanya kami memasang 1 kwintal pupuk Urea ketika di awal masa ditanam. Sekarang hanya dipupuk 50 kg karena kesulitan mendapatkan pupuk Urea,” terang Ridwan.
Informasi yang dihimpun MADURANET, harga pupuk di sejumlah kecamatan beragam. Seperti di Kecamatan Larangan, ada kios yang menjual mulai dari harga Rp 120.000 sampai Rp 200.000 per karung ukuran 50 kg. Di Kecamatan Pakong, Palengaan, Pegantenan, Batumarmar, Waru juga demikian.
“Kalau di Kecamatan Waru, harga Urea sudah Rp 200.000,” kata Ahmad Zaini, petani asal Desa Waru Barat, Kecamatan Waru.
Beberapa kali Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ajib Abdullah dikonfirmasi ke kantornya, tidak pernah ada. Bahkan sejumlah nomor telpon selulernya saat dihubungi tidak ada yang aktif. Staf DKPP juga tidak tahu keberadaan Ajib Abdullah.
“Pak Kadis jarang di kantor. Mungkin karena pegang 2 jabatan OPD sehingga sangat sibuk,” kata salah satu staf DKPP.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post