PAMEKASAN, MADURANET – Unjuk rasa ribuan warga Pamekasan di depan kantor Bupati Pamekasan, Jawa Timur yang menyoroti kinerja 4 tahun Bupati Baddrut Tamam, diwarnai dengan sindiran Baddrut Tamam kepada kordinator unjuk rasa, Zaini Wer Wer, Kamis (29/9/2022). Dalam aksi tersebut, Zaini mengkritik Baddrut Tamam karena dinilai gagal memimpin Pamekasan.
Zaini dalam orasinya mengatakan, Baddrut Tamam telah gagal memimpin Pamekasan dan pandai membangun pencitraan kepada masyarakat. Menurut Zaini, selama 4 tahun memimpin Pamekasan, Baddrut Tamam hanya bisa menambah angka kemiskinan dan banyak program yang dicanangkan gagal.
“Selama Baddrut memimpin Pamekasan, jumlah kemiskinan terus meningkat. Tahun 2020 129,4 orang Pamekasan yang miksin. Tahun berikutnya 2021 menjadi 137,12 jiwa. Apa ini yang dianggap sebagai kesuksesan memimpin Pamekasan,” kata Zaini Wer Wer.
Mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pamekasan ini menambahkan, bukti kegagalan lainnya yakni tidak bisa mengatasi kekeringan di desa-desa yang krisis air bersih, tidak bisa mengangkat kesejahteraan guru ngaji dan tenaga honor, tidak bisa mensejahterakan petani dan nelayan, tidak bisa membangun jembatan dan jalan yang rusak, tidak bisa memenuhi jaminan kesehatan gratis kepada rakyat miskin, gagal menciptakan lapangan pekerjaan dan gagal menciptakan iklim investasi yang nyaman.
“Satu-satunya kesuksesan Baddrut Tamam dalam 4 tahun hanya pandai membangun citra dirinya di media dengan membayar media itu milyaran rupiah,” ungkapnya.
Yang sangat memprihatinkan, ungkap Zaini Wer Wer, pemerintahan di Pamekasan tidak berjalan dengan bersih dari praktik korupsi. Sebab, ada 2 kasus besar yang sudah diproses hukum oleh aparat penegak hukum. Pertama kasus korupsi pengadaan mobil Sigap yang kini prosesnya masih dibuat mandeg. Kedua, kasus korupsi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Dinas Komunikasi dan Informatika yang sudah menelan 1 pejabat masuk penjara.
“Baddrut ini selalu gembar-gembor di media kalau bersih. Faktanya kasus korupsinya saat ini masih berjalan. Bahkan Wabupnya kemarin diperiksa KPK karena tersangkut korupsi,” tandasnya.
Semenatra itu, Baddrut Tamam yang hendak menanggapi tudingan terebut, masih menyinggung Zaini Wer Wer di awal tanggapannya karena berlatar belakang sebagai Ketua DPC PDIP Kecamatan Pademawu. Singgungan itu membuat Zaini heran sehingga dia mengambil alih mic yang dipegang Baddrut Tamam yang menyebabkan Baddrut tidak bisa melanjutkan pembicaraannya.
“Dari awal kami minta Bupati jangan membangun jarak dengan rakyat. Nyatanya masih dilindungi dengan garis-garis polisi. Kami minta duduk bersama dengan rakyat. Karena Bupati masih memiliki egoisme, maka kami bubarkan aksinya,” kata Wer Wer.
Baddrut Tamam yang didampingin sejumlah kepala OPD, langsung meninggalkan lokasi demonstrasi.
Zaini sendiri heran mengapa Baddrut membawa-bawa partai dalam aksi tersebut. Apa yang dilakukannya ada sebuah bentuk kontrol masyarakat Pamekasan dan bukan ditunggangi oleh partai. Rakyat, pemuda dan mahasiswa Pamekasan, tidak melihat latar belakang siapa yang demonstrasi, tetapi adanya kesamaan fikiran bahwa Baddrut Tamam telah gagal memimpin Pamekasan.
“Baddrut ingin membunuh karakter saya dan partai saya. Padahal tidak ada korelasinya antara saya dengan PDIP dalam aksi ini,” ungkap Zaini.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post