PAMEKASAN, MADURANET – Mantan legislator Pamekasan Suli Faris terus membongkar persoalan pengadaan sarung lebaran di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Pamekasan. Sarung yang dibagi-bagikan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, sebagai bingkisan lebaran Idul Fitri itu, menghabiskan anggaran sebesar Rp 813.750.000 dari APBD tahun 2022.
Suli Faris membongkar rekanan pemenang tender pengadaan sarung yakni CV Persada Utama. CV ini sama sekali tidak memiliki pengalaman penyedia barang dan jasa seperti diatur di dalam Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa dan Peraturan Lembaga no 12 tahun 2021. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa penyedia barang dan jasa memiliki divisi yang sama dengan kegiatan yang dikerjakan.
Mantan Legislator “Tampar” DPRD dan Bupati Pamekasan Soal Pengadaan Sarung Lebaran
CV Persada Utama diketahui memiliki 9 pengalaman pengadaan barang dan jasa. Pengalaman tersebut di bidang teknik konstruksi seperti irigasi, saluran, embung, pengerukan lumpur, jalan aspal dan paving.
“Profil CV pemenang tender sarung, tidak relevan dengan persyaratan kualifikasi yakni memiliki pengalaman penyediaan barang pada divisi yang sama. Bidang konveksi dengan teknik bangunan itu tidak ada relevansinya,” terang Suli Faris.
Hal ini menambah daftar kejanggalan dalam proses pengadaan sarung tersebut. Mulai dari perencanaan, penganggaran, penyaluran hingga ke tender barang dan jasa.
Terbongkarnya sejumlah kejanggalan ini, membuat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kabag Kesra ketakutan. Abrari Rais, Kabag Kesra memilih irit komentar.
“Proses dan pelaksanaan sesuai ketentuan. Itu saja dari saya,” katanya Abrari saat dihubungi sejumlah wartawan melalui pesan WhatsApp.
Begitu pula direktur CV Persada Utama, Faisal memilih bungkam. Beberapa kali dihubungi melalui telpon seluler tak pernah direspon.
Politisi PAN Pamekasan Tantang Eks Legislator Proses Hukum Kasus Pengadaan Sarung
Di balik bungkamnya Bagian Kesra dan pemenang tender itu, menandakan bahwa mereka panik dan ketakutan. Hal ini disampaikan aktivis Aliansi Rakyat Oposisi (Araop) M. Tosan. Menurut Tosan, jika mereka bersih dan benar sejak awal, maka mereka akan berani bicara mengungkapkan fakta yang sebenarnya.
“Mereka panik, resah, ketakutan. Seharusnya mereka transparan, bukan bungkam untuk menutupi fakta yang sebenarnya,” ungkap mantan aktivis HMI Pamekasan ini.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post