PAMEKASAN, MADURANET – Mantan Kepala Lapas Kelas II A Pamekasan Hanafi, mengirimkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Pamekasan. Bantuan itu dikirim sejak hari pertama peristiwa banjir pada Selasa (1/3/2022) hingga Kamis (3/3/2022).
Bantuan tersebut berupa makanan dan sembako serta vitamin. Bantuan tersebut dikirim Hanafi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tempat ia berdinas saat ini setelah dimutasi pada akhir 2021 kemarin.
Hanafi turut prihatin melihat peristiwa banjir yang melanda ribuan warga Pamekasan. Hanafi memantau setiap perkembangan banjir melalui media massa dan grup-grup whatsapp.
“Sebagai orang kelahiran Pamekasan, saya prihatin atas banjir yang terjadi. Untuk membantu para korban, saya kirimkan bantuan dari NTT,” ujar Hanafi melalui telpon seluler, Kamis (3/3/2022).
Rumah Hanafi yang kini dihuni oleh orang tuanya di Jl. Shinhaji Kelurahan Jungcangcang, turut terendam banjir dengan ketinggian 1 meter lebih. Banyak tetangganya yang tidak cepat mendapatkan bantuan makanan sampai malam hari. Sehingga banyak warga yang kelaparan.
“Saya bingung dengan penanganan darurat bencana banjir di Pamekasan karena air mulai masuk perumahan warga pagi hari. Namun sampai maghrib belum ada bantuan makanan sampai ke warga,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Hanafi memerintahkan salah satu mantan anak buahnya di Lapas Kelas II A Pamekasan agar segera membeli makanan dan segera diberikan kepada warga yang kelaparan.
Hanafi mengingatkan kepada pemimpin Pamekasan agar lebih serius lagi dalam menangani banjir. Pemimpin jangan membuat narasi yang bisa menyakiti korban banjir, apalagi menebar janji-janji yang absurd.
“Banjir dibilang luapan air sungai. Ini menyakiti warga yang jadi korban banjir. Harusnya narasi seperti ini tidak muncul karena memunculkan reaksi negatif warga,” kata pria yang juga pecinta mobil Jeep ini.
Menurutnya, persoalan banjir harus ditangani bersama-sama dan saling bahu membahu, bukan menunjukkan arogansi tanpa solusi. Di sinilah dibutuhkan kecerdasan seorang pemimpin untuk memecahkan masalah.
Penanganan banjir, memang tidak masuk dalam 17 program unggulan Berbaur atau Bupati Pamekasan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, nyaris tidak ada program yang menyentuh pada penanggulangan banjir. Pemkab Pamekasan lebih fokus pada penciptaan wirausaha baru dan beasiswa santri.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post