Oleh : Mohammad Tosan (Mantan Sekretaris Cabang HMI Pamekasan)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) salah satu organisasi mahasiswa Islam di bumi nusantara ini. Hingga saat ini masih istiqamah berkontribusi nyata terhadap kaderisasi dan menyumbangkan kader yang piawai dalam politik yang berlandaskan agama Islam. Di milad HMI) yang ke-75 ini, begitu banyak ucapan doa dan harapan dari setiap kader HMI.
HMI seperti bunga desa yang senantiasa harum merekah menjadi perbincangan publik. Baik itu dalam kemajuan dan kemunduran HMI. Mungkin kemajuan HMI adalah ketika masih eksis hingga hari ini. Namun eksis yang bagaimana?
Pada jaman terdahulu (old) , kader HKI dikenal dengan intelektualitasnya. Mereka “kutu buku”, menulis, diskusi, dan aksi jalanan. Kader zaman old, akal dan hati lebih diutamakan sebagai pegangan. Maka wajar kader zaman old saya anggap lebih mulia dari malaikat. Namun jika dilihat secara kasat mata, tradisi intelektual kader zaman old itu sudah hampir punah di zaman now.
Kader zaman now hanya mengedepankan kehendak sebagai pegangan hidup. Wajar jika segala tindakan didasari dengan nafsu angkara. Bahkan terkadang mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Ayahanda Lafran Pane (1922-1991) mendirikan HMI hanya untuk meretas kejahilan umat dan bangsa, dengan harapan HMI dapat mengantarkan kader paham akan tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi (Khalifah fil ard). Dengan lima kualitas insan cita, nafas keislaman dan keindonesiaan lewat, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) pada setiap tumpah darah perjuangan kader HMI, sudah seharusnya kita berterimakasih kepada sang founding fathers Lafran Pane. Ayahanda telah bersusah payah berjuang dalam menggagas dan mempertahankan HMI hingga kita nikmati hingga hari ini.
Sebagai kader HMI, ada kebanggaan tersendiri melihat eksistensi HMI hingga setua ini. Secara history, HMI sudah banyak berkontribusi terhadap ummat dan bangsa tanpa meminta balas jasa. Dengan semangat juang keumatan dan kebangsaan, selalu selaras dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Ini membuktikan bahwa pergerakan HMI selalu dibutuhkan dan tidak pernah pudar. HMI selalu terdepan dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam tiap problem umat dan bangsa.
Jika hari ini viral bahwa NKRI dan Pancasila adalah harga mati, maka saya juga ingin memviralkan bahwa HMI adalah harga mati. Untuk hati yang telah menghijau dan menghitam, segala asa senantiasa terpatri dalam jiwa selaku kader ummat dan bangsa. Bukan dalam bingakai NKRI saja kita menemukan perbedaan sesama WNI, namun di HMI juga begitu. Walau beragam perbedaan di antara kita, baik dalam perbedaan pandangan, budaya, suku dan lainnya kita tetap satu rasa satu cinta untuk merawat himpunan ini.
Bagaimana kita mampu menerapkan esensi lima kualitas insan cita, jika kita tak mampu menerapkan lima point tersebut. Bagaimana kita sampai kepada esensi masyarakat cita jika kita tak sampai kepada lima poin kulitas insan cita tersebut. Sebagaimana bang Said Muniruddin penulis buku Bintang Arasy menyatakan bahwa, “Esensi insan cita adalah untuk menuju masyarakat cita dan untuk menggapai ridho Allah Swt.”
Milad kali ini, doa dan harapan kami selaku keluarga hijau-hitam sudah pasti ada. Semoga kader-kader HMI yang nantinya hadir sebagai pemimpin mampu meneladani kebaikan yang ada pada sang pendiri himpunan tercinta ini, pahlawan nasional republik Indonesia Lafran Pane. Begitu banyak sifat almarhum yang patut kita teladani, salah satunya adalah kerendahan hatinya, semangat juangnya yang begitu revolusioner, dan rela berkorban.
Saya tidak butuh janji-janji manis visi dan misi kader-kader HMI sekalian. Karena setiap kader HMI saya rasa sudah jago-jago literasinya. Saya membutuhkan kader-kader HMI yang mampu mengembalikan kejayaan HMI dengan menghapus kemunduran-kemunduran HMI yang kita hadapi masa kini. Sudah seharusnya revitalisasi independensi HMI, lima kualitas insan cita dan nafas NDP mendarah daging pada kader-kader HMI.
*Segala isi dalam tulisan ini menjadi tanggungjawab penulis.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post