PAMEKASAN, MADURANET – Memasuki tahun ke-3 pemerintahan Baddrud Tamam-Raja’e, pelayanan kesehatan di RSUD Smart Pamekasan semakin mengecewakan. Buktinya, pasien yang hendak dirawat, tidak mendapatkan pelayanan dengan baik. Bahkan penyakit pasien disepelekan.
Kejadian ini dialami oleh Al Anwari, anggota DPRD Pamekasan. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, datang ke rumah sakit pada Kamis (24/9/2020) hendak memeriksa anaknya yang sedang demam tinggi. Sudah 5 hari, demam anaknya tidak turun.
Saat tiba di rumah sakit, anak Al Anwari langsung diperiksa oleh petugas di ruang UGD. Namun ada kendala administrasi BPJS. Keanggotaan BPJS anak Al Anwari diketahui invalid. Al Anwari mencoba menghubungi Direktur RSUD Smarta Pamekasan untuk membantu mengurus kartu BPJS. Namun pihak rumah sakit, tidak bisa menyelesaikan masalah kartu BPJS anak Al Anawari.
Urusan BPJS kelas, setelah Al Anwari meminta bantuan kepada staf sekretariat DPRD Pamekasan.
Selama menunggu proses BPJS selesai, anak Al Anwari hanya diperiksa tensi darahnya dan diperiksa suhu tubuhnya. Setelah diperiksa, 1 jam lebih tidak ada tindakan lebih lanjut dari petugas rumah sakit.
Lamanya waktu menunggu itu, Al Anwari mulai kesal. Kekesalan itu semakin bertambah, ketika ada staf rumah sakit yang menyepelekan penyakit anaknya.
“Masak cuma penyakit seperti ini dibawa ke sini (rumah sakit),” ujar Al Anwari, seperti ditulis di akun facebooknya, Jumat (25/9/2020).
Kekesalannya memuncak ketika pelayanan rumah sakit semakin memburuk. Tanpa menunggu hasil tes darah yang sudah diambil sampelnya, Al Anwari pergi meninggalkan rumah sakit. Ia semakin kawatir kondisi anaknya, karena sudah lima malam tensi panasnya tidak turun.
Al Anwari kemudian memilih berobat ke salah satu dokter di Kabupaten Sumenep. Di Sumenep, anak Al Anwari divonis mengalami tipus campur demam.
“Kalau orang seperti saya diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan petani dan orang miskin,” terang Al Anwari.
Kejadian seperti ini, ternyata banyak dialami oleh warga Pamekasan lainnya. Berbagai testimoni ditulis oleh sahabat-sahabat Al Anwari di kolom komentar akun facebooknya. Salah satunya Zuyyinah. Aktivis perempuan ini juga mengaku kecewa ketika hendak merawat anaknya di RSUD Smart. Karena tidak profesional, Zuyyinah kemudian memilih pindah ke rumah sakit swasta.
Menurut Zuyyinah, seharusnya Pemkab Pamekasan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Apalagi yang akan dilayani adalah orang sakit dan keluarganya. Orang-orang yang tidak profesional, jangan tempatkan di pelayanan publik.
“Bupati dan wakilnya harus tegas menyikapi persoalan ini. Sudah tahun ketiga memimpin Pamekasan, jangan sampai pelayanan semakin memburuk. Saya merasakan sendiri bagaimana buruknya pelayanan di RSUD Smart Pamekasan,” kata Zuyyinah.
Al Anwari, dalam waktu dekat akan berembuk dengan komisi IV DPRD Pameaksan yang yang menjadi mitra RSUD Smart Pamekasan, untuk segera memanggil direktur rumah sakit.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post