PAMEKASAN, MADURANET – Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi (AQ) menyebut anjloknya komoditi tembakau dan garam di Madura tahun ini sebagai petaka. Pria yang juga Presiden Klub sepak bola Madura United ini menulis status di akun twiternya, bahwa harga tembakau per kilo Rp 15.000 dan harga garam Rp 150.
Tweet ini banyak mendapatkan respon. Hingga berita ini diunggah, Selasa (22/9/2020) sudah disebarkan ulang oleh 141 orang, dikutip 27 orang dan disukai oleh 386 orang.
Wawan Ridwan, salah satu pemilik akun @WawanRi67706677 menanggapi dengan komentar,
“Ini pentingnya ada pemerintah, di saat rakyat membutuhkan negara harus hadir menyelamatkan kepentingan rakyat”, tulis Wawan.
Suli Faris, mantan legislator Pamekasan yang kini terjun ke dunia bisnis tembakau ikut berkomentar. Suli yang dikutip AQ dalam twiternya tentang video saat menyortir tembakau menulis, bahwa dirinya membeli tembakau dengan harga Rp 32.000 sampai Rp 44.000 per kilo.
“Kalau gudang garam beli dari harga R 28.000 sampai Rp 45.000. Yang beli harga murah pedang mas, bukan pihak pabrikan,” tulis Suli Faris.
Harga tembakau di tingkat petani benar-benar petaka. Per batang harganya mulai dari Rp 300 hingga Rp 5000. Menurut AQ, selain sistem penjualan yang harus diubah, penentuan biaya tanam juga harus dihitung.
“Masalahnya, saat tanam, beban dan jumlah tanam dihitung per pohon, saat jual dihitung per kilo. Itulah yang menyebabkan petani tidak pernah bisa menghitung harga pokok produksi (HPP) sehingga yang menentukan harganya adalah pembeli,” tweet AQ yang lain.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post