PAMEKASAN, MADURANET – Harga tembakau tahun ini benar-benar anjlok. Tahun ini, tembakau petani dibeli dengan harga Rp 300 per batang. Padahal tahun sebelumnya, per batang Rp 1.000. Anjloknya harga, membuat petani mejerit karena modal yang dikelurkan tidak sebanding dengan hasil penjualan.
Solehoddin, petani tembakau asal Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan menuturkan, tidak ada pedagang yang mau menawar harga tembakau di atas Rp 300 perbatang. Yang banyak di bawah harga tersebut. Karena kawatir tidak laku dan tembakaunya rusak, dengan berat hati dijual murah.
“Tahun ini harga tembakau tambah hancur. Tahun sebelumnya sudah murah, tahun ini semakin parah,” ujar Solehoddin, Rabu (2/9/2020).
Pria yang sehari-hari sambil berjualan kopi ini menambahkan, tanaman tembakau sebanyak 6.000 pohon laku dengan harga Rp 2 juta. Padahal tahun 2019 kemarin masih laku Rp 6 juta.
“Kalau tahun kemarin, meskipun tidak untung juga tidak rugi. Yang tertutupi hanya biaya tanam saja. Sedangkan biaya penyiraman dan pekerjaan tangan lainnya yang dikerjakan sendiri, tidak dihitung,” imbuhnya.
Menurut Solehoddin, petani tembakau selalu berada dalam posisi lemah dan tidak pernah ada pembelaan dari manapun. Apalagi dari pemerintah. Padahal beberapa tahun yang silam, petani mendapatkan subsidi dan bantuan pupuk dari pemerintah.
“Sudah tiga tahun terakhir ini tidak pernah ada bantuan atau subsidi pupuk dari pemerintah kepada petani,” ungkapnya.
Soleh berharap, pemerintah mengambil tindakan tegas dan konkrit untuk menaikkan harga tembakau petani. Pemerintah selama ini hanya menebar janji akan menaikkan harga tembakau petani. Namun kenyataannya, janji itu palsu.
“Janji bupati mau mengangkat nasib petani dan harga tembakau hanya palsu. Tahun ini janji itu tidak kunjung terwujud,” tegasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post