PAMEKASAN, MADURANET – Bupati Pamekasan Baddrud Tamam, membongkar aksi unjuk rasa suruhan yang dilakukan puluhan ibu-ibu bersama anaknya di SDN Tebul Barat, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, pada Selasa (14/7/2020). Untuk membongkar aksi suruhan tersebut, Baddrud Tamam memutar video wawancara seorang laki-laki dengan perempuan yang juga wali murid di sekolah tersebut. Video tersebut tidak disebarkan oleh Baddrud, namun wartawan hanya diperbolehkan merekam suaranya saja.
Dalam rekaman wawancara tersebut, wali murid menceritakan kronologi aksi yang diduga suruhan tersebut.
Hari pertama sekolah dibuka pada Senin (13/7/2020). Seluruh murid dititipi pesan oleh pihak sekolah agar pada hari Selasa, walinya diminta datang ke sekolah.
Keesokan harinya, Selasa (14/7/2020) seluruh wali murid dan anaknya berseragam merah putih lengkap datang ke sekolah. Pukul 08.00 WIB, aksi unjuk rasa dimulai. Sebelum aksi unjuk rasa, wali murid yang jadi narasumber dalam wawancara tersebut, diminta oleh wali murid yang lain agar tampil di garis depan dalam unjuk rasa sambil berakting menudingkan jari tangannya kepada guru yang menemui unjuk rasa.
“Saya disuruh orasi dan tidak boleh tertawa oleh ibu-ibu,” ujar perempuan dalam rekaman tersebut.
Karena tidak kuat menahan tawa, perempuan tersebut tetap tertawa saat berunjuk rasa.
Karena sambil tertawa, pihak sekolah menyuruh kepada wali murid yang orasi agar ada dua orang yang berorasi. Satu orang menggunakan bahasa Indonesia dan satu orang lagi menggunakan bahahsa Madura.
“Yang menyuruh kepala sekolah,” kata perempuan itu lagi.
Namun perempuan itu sempat mengelak. Kepala sekolah kemudian mengatakan, apakah anak anda senang tidak masuk sekolah? Karena seluruh wali murid menginginkan anaknya masuk sekolah lagi, akhirnya mengikuti arahan dari kepala sekolah.
“Daripada anak saya main layangan setiap hari, saya ikuti saja apa yang diperintahkan kepala sekolah,” ungkapnya.
Akis tersebut direkam video oleh sejumlah guru yang kemudian viral. Seluruh wali murid yang datang, diminta untuk tanda tangan sebagai bukti mereka sudah menyampaikan aspirasi ke sekolahnya. Namun wali murid tidak tahu detil isi kertas yang diisi tanda tangan tersebut.
Kepala SDN Tebul Barat, Abu Hasan saat diklarifikasi membantah jika aksi unjuk rasa di sekolahnya ada suruhannya. Menurutnya, sebelum wali murid datang berduyun-duyun ke sekolah, sehari sebelumnya ada beberapa wali murid yang datang untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah. Selain mendaftarkan anaknya, mereka juga bertanya kapan sekolah akan dibuka. Abu Hasan menjelaskan jika sekolah belum bisa dibuka. Namun pembelajaran tetap bisa dilaksanakan dengan cara daring.
Pada hari Selasa, wali murid yang datang ke sekolah semakin banyak karena ditambah dari wali TK yang hendak mendaftar murid baru. Mereka juga menanyakan kapan pembelajaran dimulai.
“Saya jawab kalau pembelajaran menggunakan daring tetap dilaksanakan. Namun mereka teriak-teriak dan mengancam akan memindahkan anaknya ke sekolah swasta jika pembelajaran dilaksanakan tatap muka,” ungkap Abu Hasan.
Seluruh aspirasi yang disampaikan pada hari Selasa itu, sudah dicatat oleh pihak sekolah dan dilaporkan kepada koordinator wilayah SDN Kecamatan Pegantenan dan juga dilaporkan kepada Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Pamekasan.
Keesokan harinya pada Rabu (15/7/2020), Abu Hasan mengumpulkan seluruh wali murid. Di hadapan mereka, Abu Hasan menjelaskan soal kebijakan dan keputusan Dinas Pendidikan bahwa sekolah tetap ditutup dan pembelajaran dilaksanakan secara daring untuk kelas 3 sampai kelas 6. Sedangkan untuk keasa 1 dan kelas 2, dilakukan dengan cara mengajar ke rumah murid.
“Alhamdulillah semua wali murid bisa memahami dan mereka tidak jadi untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain,” tandasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post