Jaka Jatim: Identitas Pemalsu Tanda Tangan di DPRD Pamekasan Masih Disembunyikan

PAMEKASAN, MADURANET – Puluhan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) Pamekasan berdemonstrasi ke kantor DPRD Pamekasan, Senin (13/7/2020). Dalam aksinya, mereka menuntut agar identitas pemalsu tanda tangan Ketua DPRD Pamekasan dan ketua-ketua komisi segera diungkap.

Musfiqul Khoir, Koordinator Jaka Jatim Pamekasan dalam orasinya mengatakan, DPRD Pamekasan sampai saat ini masih merahasiakan nama pemalsu tanda tangan. Hal ini menunjukkan bahwa antara pelaku pemalsuan dan pimpinan di DPRD Pamekasan main petak umpet dan tidak serius dalam mengungkap kasus yang menciderai institusi wakil rakyat.

“Ada apa DPRD Pamekasan ini kok tidak berani menyebut nama dan identitas pelaku pemalsuan tanda tangan. Jangan-jangan memang sudah ada konspirasi untuk membodohi rakyat,” ujar Musfiqul.

Pria yang juga mantan aktivis kampus IAIN Madura ini menambahkan, jika pelaku pemalsuan tanda tangan tidak mau diungkap ke publik, apa gunanya Ketua DPRD Pamekasan koar-koar di media. Ditambah lagi dengan pres rilis yang disampaikan oleh perwakilan ketua-ketua komisi.

“Kami mencium ada konspirasi yang disembunyikan oleh DPRD Pamekasan dengan Pemkab Pamekasan. Tolong secepatnya ungkap pelaku pemalsuan tanda tangan itu. Jika tidak, kami akan demonstrasi lagi ke kantor ini,” ungkapnya.

Heriyanto, anggota Badan Kehormatan DPRD Pamekasan saat menemui massa menjelaskan bahwa saat ini proses di BK sedang berjalan. Karena pemalsuan tanda tangan adalah masalah internal dewan, maka belum bisa disampaikan kepada publik.

“Terima kasih sudah datang ke kantor dewan. Ini menunjukkan bahwa kami dapat dukungan moral. BK saat ini masih bekerja. Tiba waktunya akan kami sampaikan ke publik,” ungkap Heriyanto.

Diberitakan sebelumnya, pemalsuan tanda tangan Ketua DPRD Pamekasan dan Ketua-ketua Komisi terungkap ke publik setelah pimpinan Bank Jatim Pamekasan mendatangi Ketua DPRD Pamekasan dan membawa proposal permohonan dana CSR untuk penangana Covid-19. Ada 16 lebih proposal yang diajukan ke Bank Jatim. Dalam proposal itu ditemukan tanda tangan palsu dan stempel palsu.