PAMEKASAN, MADURANET – Sebaran Corona Virus Disease 19 (Covid-19) di Kabupaten Pamekasan semakin tidak terkendali. Virus ini awalnya hanya menyerang satu orang di Kecamatan Pademawu, tepatnya di Kelurahan Lawangan Daya. Namun, hingga akhir April ini sudah menyerang lima kecamatan.
Lima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Pademawu, Kecamatan Proppo, Kecamatan Larangan, Kecamatan Galis dan Kecamatan Palengaan.
Berdasarkan laporan Satgas Covid-19 sampai Selasa (28/4/2020) tercatat sudah tujuh orang pasien positif terpapar Covid-19, empat pasien dalam pengawasan, 34 orang dengan pengawasan serta 1.948 orang dengan resiko.
Dari tujuh pasien positif, satu orang meninggal dunia, dua orang yang dinyatakan sembuh, empat orang masih dalam perawatan medis di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan. Dua pasien sembuh merupakan klaster pelatihan haji di Surabaya. Dua orang juga masih dirawat, berasal dari klaster yang sama.
Sementara dua orang lainnya yang masih dirawat, merupakan warga Kecamatan Palengaan dan Kecamatan Proppo. Dua orang ini diduga kuat tertular dari dua pasien positif lainnya.
“Dua pasien yang baru dirawat, diduga kuat tertular dari pasien klaster haji berdasarkan tracing Satgas Covid-19,” kata Syaiful Hidayat, Ketua Satgas Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Selasa (28/4/2020).
Pemkab Pamekasan sudah melakukan langkah-langkah pencegahan dan penyebaran Covid-19. Di antaranya penyemprotan disinfektan di beberapa lokasi. Bahkan aparat desa juga dikerahkan. Berbagai relawan juga membantu pemerintah karena tidak semua tempat dijangkau pemerintah, meskipun sudah didukung dengan anggaran Rp 68 miliar.
Penyemprotan di antaranya dilakukan oleh relawan Madura Idea bekerjasama dengan Satgas Covid-19 PCNU Pamekasan. Sejumlah partai politik di Pamekasan juga melakukan hal yang sama. Bahkan beberapa tempat cuci tangan, juga disediakan oleh relawan.
Ahmad Fauzi, aktivis Lembaga Kajian dan Advokasi Rakyat (Lekra) Madura menjelaskan, penyebaran Covid-19 di Pamekasan akan terus merembet secara lambat laun ke kecamatan yang lain. Hal ini karena tidak patuhnya masyarakat dan tidak tegasnya pemerintah sendiri. Masyarakat yang dihimbau agar tinggal di rumah, masih keluyuran.
“Banyak masyarakat yang perlu diedukasi tentang Covid-19 karena mayoritas di Pamekasan banyak yang masih awam,” kata Ahmad Fauzi.
Ditambahkan Fauzi, kerumunan warga juga masih banyak ditemukan di tengah-tengah masyarakat. Terutama di kota yang seharusnya menjadi contoh bagaimana melakukan physical distancing, justru menciptakan kerumunan dan dibiarkan oleh pemerintah.
“Aparat tutup mata dan telinga melihat kerumunan warga di kota. Masih ada pasar tumpah, pasar takjil dadakan dan penjual kopi bongkar pasang di sejumlah trotoar. Inilah kelemahan pemerintah sendiri yang kami anggap tidak punya martabat di hadapan rakyat,” tegasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post