PAMEKASAN, MADURANET – Masker menjadi barang langka di sejumlah swalayan saat Pandemi Covid-19 sudah merambah seluruh pelosok negeri. Tidak mudah untuk mendapatkan masker yang sesuai dengan standar kementrian kesehatan dan aman bagi penggunanya. Namun, kelangkaan ini bisa menjadi berkah bagi penjahit.
Fathor Rahman, pengusaha konveksi asal Desa Bettet, Kecamatan Pamekasan mengaku, mendapat order pembuatan masker sebanyak 50 ribu lembar. Pesanan itu berasal dari rekannya asal Surabaya dan akan digunakan di Surabaya.
“Cukup banyak pesanannya hingga 50 ribu. Ini berkah di tengah sepinya order di tengah pandemi Covid-19,” terang Fathor, Selasa (21/4/2020).
Pesanan masker tersebut tidak seperti biasanya. Sebab bahan-bahan disiapkan sendiri oleh pemesan, seperti jenis kain khusus masker dan tali karet sebagai pengikat masker.
“Kainnya tidak sama dengan biasanya karena masker itu harus standar kesehatan. Jadi tidak sembarangan,” imbuhnya.
Karena jenis kain berbeda, butuh ketelitian saat pembuatannya. Seluruh karyawannya diminta agar hati-hati saat menjahit masker tersebut.
Banyaknya pesanan tersebut membuat Fathor bangga. Sebab dirinya juga menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang bisa berkontribusi untuk kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Dihitung dari segi keuntungan, banyaknya pesanan itu tidak begitu besar. Namun karena masker banyak dibutuhkan masyarakat, pihaknya bersedia menuntaskan order tersebut.
“Ongkos produksi per masker kecil. Tentunya keuntungannya kecil pula. Namun bukan keuntungan semata yang saya dapatkan, tetapi kontribusi usaha saya untuk meringankan kebutuhan masyarakat terhadap masker yang membuat saya siap menyelesaikan pesanan itu,” ungkapnya.
Sejauh ini, untuk pesanan berskala besar di Kabupaten Pamekasan belum ada. Padahal, di kabupaten lain seperti di Bangkalan, Sampang dan Sumenep, pesanan masker dari pemerintah setempat, dikerjakan oleh penjahit lokal sendiri.
“Yang pesan ke saya justru dari Kota Surabaya, bukan dari Madura. Kalau pemerintah kabupaten Sampang, Bangkalan dan Sumenep, mereka mengerahkan warganya sendiri. Di Pamekasan ini saya tidak tahu pesan kemana dan dimana pembuatan maskernya,” ungkapnya.
Kabag Humas Pemkab Pamekasan, Sigit Priyono menjelaskan, pengadaan masker untuk Kabupaten Pamekasan masih sedang proses. Tidak dijelaskan dimana dan kapan akan selesai pesanan masker tersebut.
Sementara itu, Himbauan pemerintah untuk selalu menggunakan masker bagi masyarakat saat menjalankan aktivitas, tidak sepenuhnya diikuti. Di antara yang masih belum menggunakan masker yaitu pasukan kuning yang selalu mengangkut sampah di pinggir jalan, dan beberapa juru parkir di jalan protokol di dalam kota.
Hal ini mengundang keprihatinan sejumlah masyarakat di Kabupaten Pamekasan. Sebab dua jenis pekerjaan tersebut, banyak bersentuhan dengan orang lain dan bersentuhan dengan kotoran.
Mansur, salah satu warga mengaku prihatin melihat juru parkir dan petugas kebersihan tanpa masker. Padahal mereka bukan orang yang tidak paham dengan aturan pemerintah dan sangat beresiko terserang berbagai penyakit.
“Saya berharap mereka diperhatikan oleh pemerintah agar mereka aman dari segala macam penyakit, terutama aman dari terjangkitnya Corona,” harap Mansur.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post