PAMEKASAN, MADURANET – Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, mulai menjual hewan ternaknya dan perhiasannya untuk dikirimkan ke keluarganya yang ada di Malaysia. Kiriman uang ke Malaysia tersebut, karena banyak TKI yang sudah kehabisan bekal. Bahkan untuk dimakan sehari-hari, harus saling membantu antara satu TKI dengan lainnya.
Kepala Desa Bajang, Moh. Mokri kepada Maduranet menjelaskan, banyak warganya yang sudah menjual ternak dan perhiasan untuk dikirimkan ke Malaysia. Situasi ini sudah berlangsung sekitar 20 hari-an sejak ada larangan para TKI untuk bekerja di Malaysia akibat kebijakan pemerintah Malaysia.
Menurut Mokri, kebiasaan TKI asal desanya, ketika sudah gajian, sebagian disisihkan untuk dibuat biaya hidup keluarganya dan biaya pendidikan anaknya di pesantren dan perguruan tinggi. Sehingga, dengan kebijakan lockdown pemerintah Malaysia, sisa upah bulana yang disimpan para TKI, sebagian ada yang sudah habis dan sebagian lagi ada yang menipis.
“Solusinya hanya minta kiriman kepada keluarganya di Madura. Pemerintah belum pernah memberikan bantuan kepada para TKI,” ujar Mokri, Senin (30/3/2020).
Mokri menambahkan, terkait dengan kondisi dan dampak kepada TKI yang ada di Malaysia setelah meluasnya penyebaran Covid-19 di Malaysia, sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi secara online melalui akun facebook pribadinya, yang ditandai langsung ke Jokowi. Namun, belum ada respon secara pribadi dari Jokowi. Pihak Kedutaan Besar RI di Malaysia, sudah merespon.
“Kemarin sudah ada respon dengan melakukan pendataan TKI yang akan diberi bantuan logistik. Namun butuh persiapan matang sebelum logistik didistribusikan kepada TKI,” imbuh dia.
Mantan jurnalis televisi Madura Channel ini mengungkapkan, permohonan bantuan kepada Jokowi dan KBRI Malaysia itu, juga mendapat dukungan dari Komisi 9 DPR RI. Bahkan sudah lebih konkrit penanganannnya, dengan memberikan anggaran kepada masing-masing TKI.
“Semoga nasib para TKI yang mayoritas berada di Kuala Lumpur bisa tertangani dengan baik. Apalagi mereka akan dikumpulkan dalam satu posko TKI agar mudah pendistribusian logistiknya,” ungkapnya.
Jumlah TKI asal Desa Bajang yang ada di Malaysia kurang lebih 250 orang. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka rata-rata bekerja di sektor non formal seperti kuli bangunan, kuli perkebunan dan karyawan swalayan dan mall. Sebagian dari mereka, ada yang mau pulang ke Madura. Namun sementara waktu masih dilarang karena untuk mengantisipasi semakin menyebarnya Covid-19.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post