MADURANET – Balapan liar digelar sejumlah pemuda Pamekasan di sepanjang Jl. Diponegoro hingga Jl. Kabupaten pada Jumat (20/3/2020) dini hari. Balapan ini ditonton ratusan pemuda lainnya. Balapan ini sangat mengganggu dan membahayakan bagi pebalap sendiri dan bagi orang lain.
Tidak lama balapan digelar, mereka langsung digrebek oleh anggota Polres Pamekasan. Mereka kemudian digiring ke Mapolres Pamekasan dengan cara mesinnya dimatikan dan pengendaranya berjalan kaki.
Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Nining Dyah menjelaskan, penggerebekan dipimpin langsung oleh Waka Polres Pamekasan Kompol Moh. Asrori Kadafi dan Kabag Ops AKP Bambang Sugiharto. Hasilnya, ada 113 motor berhasil diamankan. Di antara motor tersebut, ada 106 motor langsung ditilang dan 7 motor belum ditilang.
“Yang tidak ditilang karena motornya ditinggal oleh pemiliknya,” ujar Nining.
Motor-motor tersebut, sementara waktu diamankan di Mapolres Pamekasan dengan diberi garis polisi. Motor tersebut akan diserahkan kembali jika proses hukumnya sudah diselesaikan oleh pemiliknya.
“Kalau sudah ada putusan hukum dari pengadilan, maka boleh motor itu diambil lagi dengan menyertakan bukti kepada kami,” ungkapnya.
Balapan liar di Pamekasan tidak hanya dilakukan di dalam kota saja, namun di pinggir kota dan di pedesaan juga sering terjadi. Misalnya di sepanjang jalan raya Sumenep, tepatnya di sebelah barat wisata Talang Siring, Desa Montok. Biasanya, balapan liar digelar setiap hari Ahad sore. Selain itu, di Jl. Raya Masjid Sotok Pademawu juga jadi ajang balapan liar.
Mahfud Arifin, salah satu warga Pamekasan menilai, maraknya balapan liar di Pamekasan karena pemerintah tidak kunjung membangun sirkuit untuk balapan roda dua. Sebagai pelampiasannya, mereka menggunakan sembarang tempat.
“Faktornya satu, tidak ada sirkuit di Pamekasan. Pemerintah hanya janji terus tak kunjung ada buktinya,” terang Arifin.
Selain itu, pemerintah selalu memberikan kelonggaran pelaksanaan balapan di Pamekasan meskipun tidak punya sirkuit. Lokasi yang sering dijadikan sirkuit dadakan di Jl. Jokotole.
“Balapan resmi saja digelar di bukan tempatnya. Akibatnya, banyak pemuda yang menempuh jalan pintas dengan balapan liar di jalan raya,” ungkap Arifin.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post