MADURANET – Virus Corona semakin meresahkan masyarakat, termasuk di Kabupaten Pamekasan. Kabupaten yang dikenal dengan ikon Gerbangsalam ini, sudah dua kali diterpa informasi hoaks soal warga yang diduga terkena virus Corona.
Pertama berawal dari viralnya surat dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang beredar di sejumlah media sosial. Dalam surat tersebut tertulis bahwa, jumlah warga Jawa Timur yang suspek sebanyak 65 orang. Di antara warga yang dinyatakan sudah suspek yakni warga Pamekasan.
Penelusuran Maduranet, warga yang diduga suspek virus Corona, diketahui warga Desa Pamaroh, Kecamatan Kadur. Warga tersebut sampai dirawat di rumah sakit Moh. Noer Pamekasan. Namun, belakangan pasien tersebut hanya menderita penyakit asma biasa dan penyakit tersebut sudah lama diderita pasien.
Akhirnya, PMI Jawa Timur meralat informasi yang sudah viral di media sosial. Bahkan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, ikut menegaskan bahwa informasi tersebut hoaks.
Kedua, beredar informasi di media sosial bahwa di RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan, menerima pasien rujukan dari Sumenep. Pasien tersebut dikabarkan sudah terjangkit virus Corona. Bahkan, pasien tersebut tidak lama menjalani perawatan di Pamekasan dan segera dikirim ke Surabaya.
Direktur RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan, Farid Anwar membantah bahwa pihaknya menerima pasien rujukan yang dikabarkan suspek Corona. Menurut Farid, dalam daftar penerimaan pasien tidak ada pasien rujukan dari Sumenep.
“Tidak ada pasien rujukan dari Sumenep. Apalagi pasien suspek Corona,” terang Farid Anwar.
Ketua DPRD Pamekasan, Fathorrahman menghimbau kepada seluruh warga agar hati-hati menerima informasi dan menyebarkan informasi. Informasi yang belum tentu kebenarannya seharusnya tidak disebarkan karena akibatnya bisa menyebabkan kesalahan berantai. Jika ditemukan informasi yang diragukan kebenarannya, hendaknya dikonsumsi sendiri.
“Jika informasi yang masih meragukan kebenarannya maka jangan disebarkan. Cukup di handphone kita masing-masing,” terang Fathorrahman.
Informasi tentang virus Corona, sudah ada yang berwenang mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Oleh sebab itu, informasi yang diterima dari bukan yang berwenang hendaknya diragukan dan butuh klarifikasi. Pemerintah dan beberapa lembaga terkait, serta ormas Islam seperti NU, sudah membuat layanan pengaduan dan konsultasi dari masyarakat.
“Mari kita selektif dalam menerima informasi. Jangan menyebarkan hoaks dan kembangkan literasi media,” tandasnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post