MADURANET – Kabupaten Pamekasan berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019, menduduki peringkat ke-7 dari 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur. Pamekasan berada di atas Kabupaten Bondowoso yang sebelumnya selalu berada di lima teratas daerah termiskin di Jawa Timur.
Ketua DPRD Pamekasan Fathorrahman menjelaskan, kabupaten Pamekasan setiap tahun dalam urusan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup bagus. Namun peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan memikirkan, wajar jika Pamekasan masih masuk dalam tujuh besar peringkat kemiskinan.
Menurut politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, sektor yang menjadi penopang perekonomian masyarakat Pamekasan belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Misalnya, produk pertanian, perkebunan dan kemaritiman yang belum dijadikan arus utama peningkatan ekonomi rakyat.
“Tahun kemarin harga tembakau hancur, harga garam hancur. Padahal, dua produk rakyat tersebut sangat besar mengangkat ekonomi rakyat,” ujar Fathorrahman ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/2/2020).
Bupati Pamekasan saat ini gembar gembor program wira usaha baru (WUB). Program ini bagus. Namun out put dari WUB ini perlu dikaji lebih serius. Jangan sampai produk WUB tidak menemukan pasar yang jelas. Apalagi, bahan baku produk WUB didatangkan dari luar Pamekasan. Ini sama artinya uang dalam Pamekasan dibelanjakan ke luar daerah dan produknya belum jelas pasarnya.
“Bupati jangan hanya fokus di WUB terus. Ada sektor riil yang bisa diberdayakan dan bahan bakunya ada di rakyat sendiri,” ungkapnya.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post