MADURANET – Seribu lebih masyarakat Pamekasan bersama dengan ulama dan para Laskar FPI, berunjuk rasa ke kantor DPRD Pamekasan dan ke kantor Bupati Pamekasan, Jumat (14/2/2020). Aksi tersebut berkaitan dengan beroperasinya Kota Cinema Mall (KCM) di Pamekasan dan sejumlah isu nasional yang dianggap merugikan rakyat kecil.
Massa berjalan kaki mulai Arek Lancor sampai ke depan kantor dewan dan kantor bupati. Beberapa pengeras suara seperti sound system dan speaker toa mereka bawa. Sambil berjalan kaki, mereka berorasi dan melantunkan salawat nabi.
Tiba di depan kantor dewan, satu persatu mulai berorasi. Di antaranya, KH. Ali Salim Beringin, Palengaan. Ulama kharismatik pendukung pasangan Baddrut Tamam dan Raja’e (Berbaur) saat Pilkada Pamekasan kemarin ini, begitu keras dan lantang dalam orasinya.
Kiai Ali menyampaikan, sejumlah ulama dan ormas Islam sudah beberapa kali menyampaikan langsung kepada bupati terkait dengan penolakan keberadaan cinema mall di Pamekasan. Namun kenyataannya, cinema mall terus dibangun dan sekarang sudah beroperasi.
“Kalau aspirasi ulama dan masyarakat tidak dihiraukan, jangan salahkan jika umat Islam melakukan penutupan sendiri cinema mall itu,” ujar Kiai Ali.
Diiringi kalimat Takbir, Kiai Ali melanjutkan orasinya. Menurutnya, jika cinema mall terus beroperasi, maka jangan halangi umat jika membakarnya.
“Siap bakar! Siap bakar!, takbir, takbir,” ungkapnya.
Mega korupsi di tubuh Jiwasraya dan Asabri, tidak luput dari sorotan orasi Kiai Ali Salim. Menurutnya, pelaku korupsi dua lembaga tersebut sampai saat ini dibiarkan.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan, menanggapi soal beroperasinya KCM mengaku tidak tahu. Politisi Partai Demokrat Pamekasan ini baru tahu setelah melakukan inspeksi ke lokasi pembangunan beberapa waktu lalu.
“Kami benar-benar tidak tahu soal KCM. Selanjutnya, kami akan musyawarah dengan eksekutif dalam waktu dekat,” ungkap Hermanto.
Usai aksi di depan kantor dewan, massa berbalik arah ke rumah dinas bupati. Dua pintu akses di barat dan timur sudah diblokade oleh Polisi dan Satpol PP. Kiai Ali Salim yang hendak masuk ke dalam rumah dinas bupati, dihadang polisi.
Massa berputar arah ke depan pintu masuk kantor bupati di sebelah timur. Di situ, mereka mendesak agar bupati Baddrut Tamam menemui massa dan para ulama. Namun, pria yang ditunggu-tunggu kedatangannya itu, tidak menampakkan batang hidungnya. Tidak diketahui pasti alasan Baddrut Tamam tidak menemui massa. Justru, Rajae, wakil bupati yang berani menemuinya didampingi Sekretaris Daerah Totok Hartono.
Rajae menjelaskan bahwa perijinan KCM sudah lengkap semua. Untuk menyikapi tuntutan massa, pihaknya akan rapat terbatas bersama anggota dewan dan anggota Forkopimda Pamekasan.
“Seperti apa keputusannya, akan kami sampaikan secepatnya karena pertemuan kami dengan Forkopimda akan dilaksanakan secepatnya pula,” kata Rajae.
Setelah mendapat penjelasan wabup, massa kemudian membubarkan diri. Namun, Kiai Abdul Aziz dari FPI berpesan kepada massa, agar jangan menggunakan bambu yang lemas ketika massa dibutuhkan turun jalan lagi untuk menutup KCM.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post