MADURANET – Angin puting beliung yang terjadi di Desa Lancar dan Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jumat (10/1/2020) telah merusak 13 bangunan milik warga. Bangunan itu meliputi pasar desa, rumah warga, toko dan rumah potong kayu.
Berdasarkan laporan yang diterima Maduranet dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, kejadian puting beliung sekitar pukul 16. 30 WIB. Adapun bangunan yang rusak di Desa Lancar di antaranya rumah milik Kiai Hazin roboh dengan taksiran kerugian Rp 150 juta. Rumah milik Achmad Supriyadi di Dusun Petang 1, asbes dan gentengnya rusak yang kerugiannya ditafsir Rp 10 juta.
Korban bangunan lainnya milik Asbiyah Dusun Petang 1 berupa asbes dan genteng rusak dengan tafsir kerugian Rp 10 juta. Kemudian bangunan milik Moh. Holil Dusun Petang 2 dimana asbes dan genteng rusak dimana tafsir kerugian mencapai Rp10 juta.
Rumah milik Sudahnan dan Saidi di Dusun Petang 1 asbes dan gentengnya juga rusak. Keduanya ditafsir mengalami kerugian hingga Rp 20 juta. Tetangga dusun lainnya yakni Saidi dan Jam’an di Dusun Petang 2 yang ditafsir rugi kira-kira Rp 20 juta.
Polindes Desa Lancar, dimana atap kamar mandi rusak dan pasar rakyat seluruh bangunannya ambruk dengan kerugian hingga Rp 100 juta.
Sementara di Desa Montok ada rumah milik Suma’ina dan Junaidi dimana asbes dan gentengnya rusak dengan kerugian hingga Rp 20 juta. Bangunan selip kayu milik Mahfud roboh rata dengan tanah. Kerugian diperkirakan Rp 20 juta.
“Kalau korban jiwa nihil dalam kejadian ini,” ujar Budi Cahyono, tim BPBD Pamekasan saat dihubungi melalui telpon seluler.
Supriadi, warga Desa Montok yang rumahnya jadi amukan puting beliung menceritakan, angin datang dari arah timur menuju arah barat. Saat tiba di rumah Kiai Hazin, angin sempat mandeg dan menerbangkan beberapa atap rumah yang terbuat dari rangka baja ringan dan galvanis.
“Di kediaman Kiai Hazin anginnya muter-muter sampai tembok pagarnya roboh dan atapnya disingkap angin,” kata Supriyadi.
“Semakin ke barat angin semakin gila karena ada selip kayu dirobohkan dan terakhir pasar desa juga dibuat roboh,” imbuh Supriyadi.
Sedangkan di rumah warga yang lainnya, menurur Supriyadi hanya menghempaskan genteng dan asbes saja dan tidak sampai merobohkan bangunan.
“Ngeri melihat anginnya muter-muter kencang menghempaskan apa saja yang dihampirinya sampai tembok cor rumah juga dirobohkan,” ungkap Supriyadi.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post