MADURANET – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal di sekitar taman Arek Lancor dan sekitarnya, kini kembali lagi berjualan. Tidak hanya di sekitar Arek Lancor, namun di beberapa ruas jalan protokol liannya, seperti Jl. Jokotole, Jl. Agussalim, Jl. Trunojoyo, Jl. Diponegoro, Jl. Kabupaten dan Jl. Amin Jakfar. Padahal, beberapa hari sebelumnya mereka sudah ditertibkan oleh Satpol PP Pamekasan bersama dengan aparat keamanan dari Polres Pamekasan dan TNI Kodim 0826 Pamekasan, karena akan ada penilaian piala adipura.
Marto, penjual buah yang biasa mangkal di sebelah utara Arek Lancor mengatakan, tiga hari setelah ‘diusir’ Satpol PP dari Arek Lacor, dagangannya sepi pembeli. Sebab, selama tiga hari dirinya harus berjualan di area yang jauh dari pandangan warga dan relatif sepi pengendara.
“Kalau tiga hari buah-buahan banyak tidak laku, maka resikonya busuk. Itu yang banyak dialami penjual buah di pinggir jalan,” ujar Marto, Selasa (17/12/2019).
Menurut Marto, dirinya dengan terpaksa harus kembali lagi berjualan ke tempat semula untuk mengejar keuntungan yang lebih besar lagi. Selama dua hari berjualan di Arek Lancor, tidak ada pengusiran lagi dari aparat Satpol PP. Longgarnya penertiban tersebut, membuat dirinya merasa tenang.
“Kalau di Arek Lancor, pagi-pagi sudah ada yang beli buah. Inilah enaknya kalau di tempat ramai,” imbuhnya.
Haidar Ansori, Ketua Pergerakan Mahasiswa Madura (Prahara) meminta kepada Pemkab Pamekasan agar tidak main-main dalam menertibkan PKL di area terlarang, seperti di Arek Lancor. Pihaknya menengarai bahwa penertiban PKL hanya dilaksanakan ketika ada penilaian piala Adipura saja. Ketika masa penilaian sudah selesai, PKL dengan leluasa kembali lagi berjualan.
“Kalau mau menertibkan PKL jangan setengah-setengah atau main-main. Selama ini kesannya tidak serius karena PKL bisa leluasa kembali lagi berjualan di area terlarang,” ungkapnya.
Ahmad Kusairi, Plt. Kepala Satpol PP mengelak jika penertiban PKL di Pamekasan dianggap main-main. Pihaknya bersama dengan aparat yang lain harus adu fisik dengan PKL yang menolak ketika ditertibkan. Namun, Satpol PP enggan melayani adanya upaya bentrok fisik dengan PKL karena sebelumnya sudah dilakukan pendekatan persuasif.
“Namanya PKL, pasti maunya enak sendiri dan mencari keuntungan. Tapi kami pasti akan tertibkan kembali jika mereka kembali lagi ke tempat semula,” terang Kusairi.
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.
Komentar post